Kenapa Masih Email Dan Cara Agar Email Tidak Dianggap Spam

2 menit baca
Productivity

TL;DR

Menggunakan email sebagai sarana promosi sepeti pisau bermata dua, kelebihannya adalah biaya yang relatif murah dan proses terusannya yang mudah, namun kekurangannya ada 2 opsi bagi pelanggan yang terganggu untuk melakukan satu langkah keluar dari jangkauan pengirim, yaitu Unsubscribe dan Report to spam.

Saya menggunakan tier gratis yang disediakan Zoho sebagai hosting email, perusahaan penyedia software bisnis asal India, saya tinggal menambahkan beberapa DNS record yang diperlukan.

Untuk DNS Management saya menggunakan CloudFlare dengan tier gratis, saya ingin memanfaatkan SSL yang bisa dihubungkan ke Vercel, karena saya tidak menyertakan SSL saat pembelian domain.

Vercel saya gunakan sebagai platform deploy yang secara default sudah terintegrasi dengan github agar pengalaman development lebih nyaman karena localhost, saya gunakan tier gratisnya juga.

Semua proses awal pada ketiga platform tersebut memerlukan waktu, termasuk waktu propagasi saat pergantian DNS, jadi tidak sulit tapi tidak mudah. Jika semuanya sudah berjalan, maka penerimaan dan pengiriman email akan berjalan lancar.

Masalahnya

Pengiriman email tidak selalu lancar, ada faktor keamanan yang dimiliki penyedia layanan email yang membuat email tidak terkirim, email ditandai sebagai spam, bahkan pengirim dianggap sebagai spam.

Pencegahannya

Memuat tautan eksternal yang tidak aman, misalnya situs tanpa SSL atau yang ditandai red flag, dan memuat kode yang mencurigakan seperti form adalah faktor besar ditandai sebagai spam.

Penggunaan bahasa yang digunakan pada judul dan konten email tidak boleh mengandung kata-kata yang melanggar masing-masing penyedia layanan email.

Mencantumkan tautan untuk unsubscribe, nama pengirim, alamat fisik, dan kontak tempat kerja atau bisnis adalah salah satu cara untuk lolos dari filter spam dari mesin dan pelanggan.